Anjloknya harga bawang merah di pasaran telah menurunkan animo masyarakat tani untuk membudidayakan tanaman ini. Padahal ia merupakan tanaman yang tidak dapat dikesampingkan dalam aktivitas dapur rumah tangga sehari-hari.
Nyaris tiada hari tanpa bawang merah. Baik dimanfaatkan dalam bentuk bawang merah mentah segar maupun produk olahan atau turunannya.
Saking pentingnya, keberadaan bawang merah sering dikait-kaitkan sebagai salah satu jenis tanaman penyebab inflasi dalam perekonomian negara.
Hal tersebut disampaikan Ketua Tim Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, Dr Muhammad Yasar MSc saat memaparkan materi pelatihannya di Desa Cot Cut Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar, Rabu (13/9/2023).
Menyikapi hal diatas, pihaknya mengajak masyarakat untuk terus semangat meningkatkan produksi bawang merah.
“Fluktuasi harga hal yang biasa, dan hilirisasi produk dapat dijadikan solusi untuk peningkatan pendapatan petani, mari kita bertransformasi dari petani biasa menjadi petani pengusaha," ungkap Yasar.
Jadi kata Yasar, kita bukan hanya menanam lalu menjual hasilnya sebagai bahan mentah melainkan turut mengolahnya dengan berbagai bentuk produk turunan yang bernilai lebih tinggi.
Hal senada juga diungkapkan anggota tim pengabdi, Dr Siti Hafsah MSi dan Noratun Juliaviani, SP, MSi. Menurut Siti harga produk hilirisasi cenderung lebih stabil.
"Walau harga bawang merahnya turun, namun harga bawang goreng, acar, pasta dan lainnya cenderung tetap. Justru pengusaha lebih untung karena murahnya bahan baku," ujar Siti.
Sementara menurut hasil kajiannya, Nora menyebutkan bahwa keuntungan yang berpeluang diperoleh mencapai dua hingga hingga kali lipat dari modal yang dikeluarkan.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang berlangsung di Menasah Gampong ini di buka langsung oleh Keuchik Desa Cot Cut, Kecamatan Kuta Baro, Kabupaten Aceh Besar, M. Zein didampingi Sekretaris Gampong, Farid Fitrya.
Dalam sambutannya, M. Zein berharap kepada para Dosen Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, khususnya dari Prodi Teknik Pertanian, Agroteknologi, dan Agribisnis.
Dia berharap untuk terus membina petani di desanya, baik lewat transfer ilmu maupun teknologi, agar masyarakat tani lebih bersemangat dalam meningkatkan produktivitas hasil taninya dan tentu dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang didukung oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Syiah Kuala ini terdiri-dari dari Aplikasi teknologi Photovoltaic Light Trap (PLT), pelatihan perbaikan teknik budidaya, hilirisasi produk, teknik pengemasan, hingga strategi pemasaran.[]