DEPOK (2/11) - Dalam rangka mendukung UMKM Berkelanjutan, Kementerian Pertanian melalui Direktorat Pembiayaan Pertanian, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, berpartisipasi dalam acara Talkshow Bedah UMKM: Peluang Pasar dan Akses Pembiayaan untuk UMKM Hijau yang diselenggarakan oleh Usaha Kecil Mikro Center Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UKMC FEB UI). Acara ini merupakan agenda 4 (empat) tahunan yang bertempat di Aula Gedung Apung, Perpustakaan Universitas Indonesia, Depok pada Kamis (2/11), kegiatan Bedah UMKM dihadiri oleh 100 pelaku usaha binaan UKM Center dan sivitas akademi Universitas Indonesia dengan menghadirkan narasumber diantaranya dari Deputi Direktur Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen, Bank Indonesia; Direktur Pembiayaan Pertanian, Kementerian Pertanian; Business Incubation and Stakeholder Management Departemen Head Bank BNI; Dosen Departemen Akutansi FEB UI; serta pelaku usaha UMKM sukses dari binaan UKMC FEB UI.
Direktorat Pembiayaan Pertanian mendukung UMKM Berkelanjutan melalui transformasi UMKM Hijau. Ir. Indah Megahwati, MP selaku Direktur Pembiayaan Pertanian mengungkapkan bahwa konsep UMKM Hijau dapat connect dengan UMKM berbasis pertanian/agribisnis yang mendapatkan bantuan akses pembiayaan melalui KUR sektor pertanian. Beliau mengungkapkan bahwa pasca kegiatan ini harus ada keberlanjutan pada akses pemodalan UMKM. Kementerian Pertanian mendorong agar UMKM dapat berkontribusi di sektor produksi pangan. Selanjutnya, Direktorat Pembiayaan memiliki program Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) yang dapat bersinergi dengan UMKM sektor pertanian pada akses permodalan baik yang bersumber dari APBN, perbankan, non-perbankan, atau program tanggungjawab sosial dan lingkungan (TJSL).
Kementerian Pertanian sejak tahun 2008 hingga 2015 telah memberikan bantuan permodalan kepada 52.186 Gapoktan melalui Program Bantuan Langsung Masyarakat - Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (BLM-PUAP). PUAP tersebut merupakan embrio hadirnya unit permodalan gapoktan yaitu Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A). Sampai dengan Oktober 2023, penumbuhan LKM-A telah mencapai 7.874 unit dimana 935 merupakan LKM-A berbadan hukum atau koperasi pertanian. Sebagai lesson learned pembiayaan pertanian/agribisnis, diantaranya LKM-A Ngudi Luhur, di Desa Kaliurang, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang yang berdiri 13 tahun lalu dan fokus pada komoditas Salak Nglumut (khas Magelang). Kini, LKM-A Ngudi Luhur telah memiliki 500 nasabah aktif dengan omzet sebesar 3,3 Milyar dan memperluas pasar hingga Asia Tenggara, diantara Vietnam, Laos, dan Kamboja.
Dalam Talkshow ini, perspektif UMKM Hijau menurut Bu Mira Rahmawaty selaku Deputi Direktur Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen Bank Indonesia, bahwa UMKM perlu melaksanakan proses dan hasil dengan mempertimbangkan keberlanjutkan lingkungan dalam menyikapi transformasi UMKM berkelanjutan. Selanjutnya oleh Bu Luluk Widyawati, Ph.D selaku Dosen Departemen Akutansi FEB UI, bahwa strategi prinsip berkelanjutan untuk menguatkan bisnis UMKM Hijau dilakukan dengan Eco-adaptor, Eco-preneur dan Eco-innovator. Sebagai contoh, manajemen pengelolaan sampah perlu diperhatikan mulai dari proses pengolahan limbah hasil produksi, packaging yang bisa di daur ulang hingga bagaimana membangun awareness terhadap proses bisnis yang ramah lingkungan.
Dalam rangka mendukung UMKM Hijau, sebagaimana disampaikan Bapak Chandra Bagus Sulistyo selaku Business Incubation and Stakeholder Management-Departemen Head BNI, beberapa program diantaranya program Pendanaan Modal Usaha Mikro (PUMK) untuk membantu UMKM yang belum memenuhi persyaratan bank sehingga dapat meminjam dan mendorong pelaku usaha dalam akses pembiayaannya. Di antara produk PUMK adalah KUR dan BNI Wirausaha. Produk BNI untuk mendukung UMKM hijau diantaranya BUMI (BNI UMKM Ramah Lingkungan) dan BNI Smart Farming.
Talkshow ini juga menghadirkan Ibu Sariah selaku pemilik usaha CV. Sumber Rizki Tiga Dara dengan produk Sari Jeruk Lemon Sariah sebagai UMKM mitra binaan UKM Center FEB UI sejak 2014. Bu Sariah mendapatkan penghargaan Juara 1 Pameran Selangor International Business Summit di Malaysia pada tahun 2019 dan dinobatkan sebagai petani pelopor oleh Walikota Depok. Kini, Usaha Bu Sariah memproduksi sari jeruk lemon sebanyak 5 Ton per-minggu dan memiliki 20 karyawan tetap yang memproduksi 1000 botol per hari.
Kontribusi 65,4 Juta pelaku UMKM di Indonesia terhadap PDB sebesar 60,3% yang menyerap 97% dari total angkatan kerja serta menghimpun 60,42% dari total investasi di Indonesia, sehingga UMKM diharapkan mendorong ekonomi hijau semakin berkembang dengan meningkatkan investasi di Indonesia. UMKM Hijau: Bersih-Sehat-Cuan! (M. Ridho Gunawan)